Showing posts with label tentang diri sendiri. Show all posts
Showing posts with label tentang diri sendiri. Show all posts

Saturday, December 21, 2024

tulisan akhir tahun

Astagaa, dah lama banget nggak nulis wkwkkw
Btw, apakah sebaiknya saya melepaskan gaya penulisan baku yang selama ini saya coba untuk pertahankan?

Ngomong-ngomong nih, kenapa saya menulis? Yak, betul, saya stuck menyelesaikan pekerjaan a.k.a ini adalah sebuah pelarian.

Beberapa hari lalu aku nemuin ini nih, Blour, 25 Pertanyaan untuk Fresh Start di 2025. Dari sini aku dapetnya. Baik, tanpa berlama-lama, markijab-mari kita jawab.

These are the questions

1. Paling bangga di 2024 tuh waktu ke Prancis, sendiri! Haha. Not exactly sendirian sih, ketemuan sama temen, namanya Robin, di stasiun tengah-tengah gitu. Aku dari Brussels, dia dari Pau, ketemu di tengah-tengah, Nimes Pont-du-Gare. Baru deh setelah itu ke Ales naik bus dan dijemput temen satu lagi, Olivier, buat di bawa ke Florac-Trois-Rivieres. Long story short, aku kenal mereka lewat proyek penelitian gitu di Taman Nasional Komodo. Rencana awal mau perpanjang aja setelah kursus itu buat main ke rumah Robin, terus diceritain deh ke Olivier...blablabla "gimana kalau kamu ke sini aja, rumahku di dalem Taman Nasional Cevennes" (syok dikit rumahnya di dalem TN) "kan kami udah ke TNK, sekarang kamu yang ke sini, mumpung ada jalurnya" Gas nggak sih? Meskipun itu hitungannya informal exchange ya, tapi kapan lagi? Ketemu beberapa orang di sana dan bangga aja rasanya bisa merepresentasikan Indonesia ke sana (informally) <3

Bjir ini baru satu pertanyaan udah panjang lebar aja ngetiknya, yakin nggak berhenti di tengah-tengah, Iz?

2. Kata aku sih tahun ini tantangannya bukan timbul tenggelam yak, lebih ke ADA TERUS. But okay, let's be real yang paling dagdigdugduer tuh yang mana. Drrdrrdrrdrr (suara drum ceritanya) taraaa~ jadi pembicara wkwkwkwk. I am proud of myself though. Waktu itu sih kayak masih unreal aja, ilmu cetek gini ketiban sampur menyampaikan materi Peran dan Tantangan Generasi Muda dalam Pengendalian Antibiotik. Grogi parah, mana tandemnya udah profesor kan. Lancar sih alhamdulillah, but also made me think of what I should become, ngl.

3. Habit aku apa ya? Tidur jam 10/11 malem itu enak banget, Blour ternyataaaa, tapi cuma bertahan beberapa hari dan nggak nyampe seminggu deh kejadian tidur yang diniati tidur itu.

4. Ingin melepas...apa ya? Masa lajang? wkwkwkwk bukan. Kekang kewarganegaraan? WKWKWKWKKW canda dikit. Mari melepas status pendosa saja, meski katanya manusia kan tempatnya salah dan lupa bukan nabi boyyy sheeeeeeeeesh.

5. I'm still trying to get back up from the failures I had or am having this year though.

6. Sangkil.

7. BAHASAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA baru. French? Japanese? BISINDO? What do you think, Blour? Going inwards or outwards?

8. I've been living one deadline after another...so, yeah.

9. Gurl, I was born to tampil *snap snap snap* Upgrading my fashion/closet I think???? Sering dicengin sama besty-besty aku (they're very supportive though). Baru-baru ini checkout barang-barang via e-commerce dan yang milihin mereka luvssss sayangnya mereka nggak sekalian yang bayarin (yeu)

10. Punya proyek atas nama sendiri (salah satunya, I'm down for collaborations)

11. Home-workout. Pas liburan besok pengen tetep jalan juga wo-nya. Cihuuuuy aku mau liburan, Blouurrrr, doain lancar yaaa.

12. Menyukseskan jawaban nomor 4 sih kata aku.

13. Belajar, ngobrol sama temen-temen yang punya background berbeda-beda. Kejadian bener waktu ikut course Outbreak Investigations and Research. Pengen lagi, pengen mengaplikasikan juga. Tapi kalau udah kerja gini tu emang susah ya buat bener-bener immersed menikmati tiap-tiap kerjaan? Kayak...ini dikerjain, belum kelar, tapi harus pecah fokus ke kerjaan yang lain yang fokusnya itu beda... Pengennya sih punya split personalities gitu ya, pas ngurusin ini ya jadi ini, ngurusin itu jadi itu. Cuma kenyataannya terbatas kwkwkwkw pas ngurusin ini, kepikiran itu dan sebaliknya. Sayang aja gitu, pas udah selesai kerjaan-kerjaannya tuh berasa, oh? udah? I want that impact and sentiment.

14. Olahraga rutin, makan teratur, tidur cukup. These basic activities are actually difficult to maintain --"

15. Per minggu? I'll say me sleeping is also my me time, so kita anggap tiap hari tidur enam jam, dikali tujuh, 42 jam. Ya minimal segitu lah wkwkwk kayak kerja ya? Lebih sih kan ada waktu makan, ke toilet, mandi, skin care, olahraga, ngelamun. Dibalik aja kali ya, kerja delapan jam sehari, dikali tujuh, 56 jam. 168-56 berapa? 112 jam, bagi dua kali ya kan ada masa-masa quality time. Banyakin me time deh, 62 jam, 50 jamnya qtime.

16. My parents.

17. Yang 4K. Bukaaaaaan, bukan resolusi. 4K: Kooperatif, Koordinatif, Kolaboratif, Komunikatif. Wadaaaaaaaaw One Health banget nggak tuh?

18. Safe. I want people to feel safe being vulnerable around me. Nggak harus menye-menye atau gimana, bisa serius, bisa hahahihi, tapi when they feel like they want to open up or show their vulnerable sides? I'm there for them <3

19. Hubungan dengan YMK haha i mean, yknow. Hubungan diri sendiri juga. Pasalnya, terkadang aku nggak kenal siapa aku atau kurang melihat ke dalam. Terpaku gimana terlihat dari luar atau melihat ke orang lain, tapi nggak perhatian ke diri sendiri u,u

20. Potensi? Feeling aku banget, nih, Blouuuuuuuuuur aku ngerasa tahun depan bakal banyaaaaak kesempatan. Hambatannya adalah pengambilan keputusan dan kesiapan diri. Jadi inget ada kata-kata, keberuntungan itu saat kesempatan dan kesiapan bertemu. Kata-kata dari siapa ya itu? Selalu inget pas masa-masa biasa ATAAAAAAAAU pas kesempatannya udah terlewat karena merasa diri belum siap.

21. Bisa nonton Wicked: For Good di November 2025!!! (what? I will need to survive until then, thrive preferably)

22. Nulis lebih banyak kali ya? Hihihi membuat wacana baru di penghujung tahun 2024.

23. Penelitian S2 kelar. Proyek-proyek kerjaan kelar dengan baik dan/atau ada kejelasan. Berat badan mencapai angka baruuuuuuuuuu plis banget wkwkwkwkwk

24. Ambil kerjaan dari organisasi internasional itu.

25. Mau aku tulis, tapi jangan lah ya, aku tulis di mental memory aja, tapi takut lupa. I have a lot to prove to myself though, like A LOT. Wish me luck, Blour <3

Wkwkwkwkwkkwkw tidak kusangka selesai juga tulisan ini yang kukira akan berhenti di tengah-tengah seperti hal-hal lain yang kukerjakan. Ttyl xoxo

Thursday, August 12, 2021

13 hari bersama Pratista

Hi, Blour! Akhirnya aku merealisasikan juga proyek satu ini, proyek yang sudah satu bulan lewat sebenarnya, haha. Jadi bulan Juli kemarin aku gencar banget belajar tentang perawatan kulit a.k.a. skincare routine, khususnya kulit wajah. My plans were to have a solid basic skincare routine and reduce blackheads on my nose, because it has been there for as long as I can remember. Aku belum pernah ke pusat perawatan kulit sih, jadi kurang yakin juga apakah kondisiku ini sesuai dengan apa yang aku kira. But anyway, I think my plan should be commenced nevertheless. Why? Among other things, karena skincare-ku yang sebelumnya sudah mau habis saat itu, jadi aku mencari produk yang kira-kira cukup bersahabat dengan kondisi keunganku wkwk. Selain itu juga aku ingin menambah dua tahap, yaitu double cleansing dan exfoliating. Biasanya sudah pakai perawatan dasar (cleansing, toning, moisturizing), meskipun tidak rajin-rajin amat.

Waktu itu aku sering banget nonton videonya Mary Angline, menurutku cukup jelas dan menyenangkan untuk disimak, mulai dari morning routine, night routine, skin barrier, dan lain-lain. Juga baca-baca komposisi dan kegunaan bahan di INCIDecoder. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencoba produk dari Pratista #embracelocalproducts. Pertama kali dengar produk ini dari akun TikToknya Reizuka Ari, kemudian browsing sendiri. Aku pilih Paket Acne ditambah Cleansing Oil. Aku agak bingung sebenarnya, mau pilih yang paket acne atau brightening. Pilih paket acne karena was-was misal pilih yang brightening bakal beda jauh antara kulit muka sama badanπŸ’€ I know, I should've asked, tapi ya sudah wkwk (padahal mereka punya form konsultasi konsumen).

voila! ini dia produknya, memang mini size gitu yang paket

Detail produk:
    1. Melt with Me Deep Cleansing Oil, 100 ml (IDR 125k)
    2. Acne Facial Wash, share in bottle 30 ml (kayaknya ini bonus soalnya di daftar yang aku beli tidak ada, thank youπŸ˜†)
Baru yang paket acne (IDR 185k)
    3. Daily Face Wash, 30 ml
    4. All in One Toner Essence, 30 ml
    5. Brightening Liquid Serum, 10 ml
    6. Advance Whitening Day Cream, 5 g
    7. Derma Pure Cream, 5 g

Sudah lengkap banget menurutku, apalagi di satu toko, jiwa ini senang. Aku tidak beli exfoliator karena di rumah masih ada peel off mask, tapi ternyata di night cream (nomor tujuh) ada AHA-nya. Agak deg-degan sebenarnya, karena belum pernah pakai chemical exfoliant. Akhirnya maskernya tidak kupakai, pun night cream kupakai dua kali seminggu saja.

Di antara produk tadi, favoritku adalah cleansing oil-nya. Aroma kelapa, pompanya gampang, dan seperti review-review cleansing oil di youtube, satisfying banget pakainya! Apalagi kalau kerasa ada kotoran yang keangkat beuuhhhh dabestt! Bakal beli lagi sih kalau sudah habis.

My least favorite would be the face wash. Aku tidak begitu suka teksturnya, lengket-lengket slimy gitu kayak lem. Terus pernah airnya masuk mata, perih banget astaga dan lama redanya. Baru ini aku pakai sabun muka yang seperih ini. Pada dasarnya kan memang jangan sampai kena mata ya, but I don't think I will repurchase (tapi yang masih ini tetap aku habisin haha), meskipun di wajahku tidak menimbulkan masalah apa-apa. Meskipun kulitku jadi lembut dan lembab setelah pakai, cuma tidak begitu suka sama teksturnya aja.

Produk yang lain sih oke-oke aja menurutku, tidak begitu yakin harus komen seperti apa karena ini pertama kalinya aku pakai serum dan day/night cream. Hal yang aku sadari setelah produknya sampai adalah adanya beberapa bahan yang cukup menjadi perhatian: parfum, alkohol, paraben, dan SLES. Then again, because my skin is not the sensitive type, it didn't cause any unwanted signs. Cuma menurutku bakal lebih oke kalau bahan-bahan tersebut dicari substitute-nya. Yang jelas aku percaya ke produsen kalau mereka sudah meramu(?) memformulasikan(?) produk tersebut dengan sebaik mungkin, ada riset dan percobaannya. I believe in you guys!

Ya sudin, aku kasih lihat gambar-gambar aja ya, Blour. 
hari ke-0, dahi
hari ke-5, dahi

hari ke-0, hidung
hari ke-5, hidung

hari ke-0, janggut
hari ke-5, janggut

Foto hidung agak meragukan ya? Soalnya pencahayaannya agak lebih terang, maklum pakai kamera hape, kadang auto-nya tidak seperti yang diinginkan (fitur beauty sudah nonaktif btw). Menurutku cukup terlihat bedanya, lebih bersih. Kalau diraba juga cukup halus dan lembab, but you can't do that, can you, Blour? Haha. Selama pemakaian ini yang bisa aku catat adalah:
1. Jangan malas, karena tidak bisa dipungkiri ada hari-hari saat aku merasa malas untuk cuci muka. Apalagi kalau tidak ada agenda apa-apa, kadang mandi cuma satu kali...... (don't judge me)
2. Ganti sprei/sarung bantal/sarung guling rutin. Sekarang sudah rutin sih aku #sebuahpencapaian, satu minggu sekali diganti.
3. Jaga kebersihan rambut. Selama pemakaian ini aku juga di rumah terus jadi rambutku panjang dan menutupi dahi yang membuat kulit dahi ngambek.
Kemudian saya juga ingin mengingatkan kembali kepada diri saya untuk tidak lupa memakai tabir surya untuk meminimalisir dampak dari sinar ultraviolet :)

Kurang lebih seperti itu pengalaman selama 13 hari bersama Pratista, ya meskipun foto yang ditunjukkan hanya sampai hari kelima. Sebenarnya ada foto hari ke-12, tapi nanti jadi jentrek-jentrek kebanyakan. Overall, kulitku cocok-cocok saja dengan produk ini. It was a great experience!
Salam dari hari ke-13 xixixi (udah cukuran)

Friday, June 25, 2021

it's okay, right?

Jumat, 25 Juni 2021

Hai, Blour. Hari ini ada event Bidoof di Pokemon GO.

Ehm, anyway, I have something on my mind tentang kepribadian, tipe kepribadian lebih tepatnya. Itu loh MBTI MBTI. Shout out kepada Manda, temen aing yang pagi tadi tweetnya muncul di linimasa. Hal itu membuatku teringat, someone told me that ENFP people tend to push people away. It's in their nature, kata dia. Alih-alih mendengarkan khotbah Jumat, aku malah memikirkan, kenapa, ya? ndak og, aku tetep dengerin. tentang tawakkal. As you may already guess, yes, I am an ENFP and what he said to me, I think that is true. Masalahnya, seingatku aku tidak punya tendensi sebesar itu untuk pushing people away. apa sih padanan push people away? mendorong orang? that's weird. menyingkirkan orang? terlalu kasar? Oke, kembali ke laptop. Kalau aku ingat-ingat, aku mulai ada sikap ini sewaktu...kuliah? I have this dear friend of mine, tapi rasa-rasanya dia kok jadi terlalu terikat denganku. Kemana-mana bersama, bahkan misal aku pergi dengan yang lain dia merasa, umm, cemburu? I don't know. Makanya aku jadi merasa agak kurang nyaman begitu ya, Blour. Akhirnya aku bilang ke diri sendiri mungkin ke dia juga atau orang lain bahwa sebenarnya aku paham kode-kode yang dilontarkan ybs, tapi aku tidak menuruti itu, secara sadar. Menjadi seolah-olah tidak peka. Not being a good friend, in a way.....dan sepertinya keterusan πŸ˜… No, I don't blame anyone. Pikiranku siang ini malah membuatku berpikir, kira-kira kenapa begini? And I think I have found the source. Karena, aku susah untuk menolak sesuatu, untuk berkata 'tidak'. I would say that I am a people person as well as a people pleaser.

Apa hubungannya? Kalau aku pikir-pikir ya, dua label tersebut jadi cukup bertumbuk di dalam diri. Imagine the scenario. Kenalan, terlihat ramah dan baik, because I want to do so. Kemudian ada hal yang membuatku tidak nyaman di tengah jalan, I want to refuse, I want to say 'no', tapi sebagai people pleaser, I found it hard to say so. Kemudian muncul lah sebuah sikap untuk coping with the situation, jjaaaang~ ✨boundaries✨ aku jadi menjaga jarak, menghindar, dan tidak berinisiatif. I'm screwed. The worst part? The other party would have that uncomfortable feeling. I think many people can relate to this particular feeling, cuma aku tidak tahu diksi yang tepat haha.

Padahal ya, Blour, I don't want them to leave my life, but for many cases, they do #sadme. I just want to be friends, but sometimes I don't want to do things together. Jadi, kesimpulannya adalah khotbahnya juga sudah selesai I need to work on my saying 'no' to things that I don't want to. Followed by an...explanation......(?) 

Because it's okay to say 'no', right? ...it's okay right?

TAPI KADANG TUH AKU TIDAK MAU DAN ITU TANPA ALASAN, sebatas I am not up for it, paham nggak sih, Blouuuurrrrr????! Au ah.

Dah, begitu saja. and no, I don't type this during the preach.

Friday, June 11, 2021

talking my heart out

Hai Blour,

Suasana hatiku hari ini agak campur aduk. I mean I have had these moods for as long as I can remember, mungkin semenjak kuliah, recurring. Being different is good right? At least it's not bad right? Tapi berbeda di sini tidaklah baik menurut mayoritas orang. If I could change it, I would, Blour. Bertahun-tahun aku mencoba untuk mengabaikannya, mencoba untuk mengembalikannya ke sisi "normal" and at what cost? I was stressed out, the heaviest I ever had. So I try to make peace with myself, even now I'm still trying. Cuz I promised myself that I won't take my own life, not now, not ever.

Aku menjalani hidupku, sebaik mungkin. Kuliah, organisasi, lulus, bekerja, it was going quite okay until...exactly today, one year ago, something major happened in my life atau mungkin bisa dibilang muncul ke permukaan.

It changes everything.

How I see others, how I see myself, how I value myself. I have always been careful, Blour, but what are the odds? Apakah tidak cukup yang kurasakan beberapa tahun silam? I still have hopes before. There are times that I want to share this life with and be happy. Meskipun itu tidak di sini.

No, I still want that to be frank, but who wants to have that life with me? With this living chaotic mess. Am I living tho, I'm not sure.

I used to have big dreams too, but I only have one now, an abstract one. I just want to be happy and not be a burden to anyone. Living my old days alone is fine, dying alone is also fine. *scoff* I'm not gonna lie if it ends today, I'd feel better. Make it quick and short. I would have less resentment for myself that way *sigh* but I guess my time has not come, yet.

My plan now is to find acceptance yang paling penting, dari diriku sendiri. Karena meskipun aku mencoba bertahan dan berjalan, aku merasa masih belum sepenuhnya menerima kenyataan. Kuharap dengan begitu, aku bisa menilai diriku dengan lebih baik and eventually be brave enough to picture myself with someone I care about.


10/06/2020 – 10/06/2021 #stayingalive

Tuesday, October 13, 2020

Style, Bukan Penyanyi

Selasa, 13 Oktober 2020

     Halo, Blour! I'm feeling better now, I suppose. Mari kita lanjutkan tantangan menulis yang tak kunjung kuselesaikan ini. Hari ke-14 ya? Describe my style. Gaya berbicara? Gaya bercanda? Gaya berbusana? Gaya berjalan? Gaya berpacaran? Gaya bermain game? Gaya bernyanyi? Banyak sekali ini macamnya. Jadi bagaimana kalau aku tuliskan yang aku sebutkan di atas berdasarkan komentar dari orang-orang di sekitarku saja? Sepertinya lebih representatif.
    Gaya berbicara | Hah? Ngomong apa? Nggak jelas. | I do mumble a lot. Semacam thinking out loud. Sering juga ada gestur dan mata yang kentara. Kemudian I tend to listen, baru menjawab karena kalau barengan ngomongnya aku tahu pasti suaraku kalah keras kayaknya sih #selfjustification.
    Gaya bercanda | ok, I had enough *left the convo* | Lemme put this meme here for this part.
Woody is literally my friends when I think that I am being funny
Sometimes, I cracked them up with some good jokes too tho (even though I might not realize that they are), but I'm pretty sure 'receh' is my middle name. Lemme quote my friend too,"😐 you and your dry jokes". Mungkin antara receh atau sudah bisa membuat jokes bapak-bapak plis aku masih muda tolong Tapi sejauh ini tidak ada yang menjauhiku karena aku receh...or so I thought.
    Gaya berbusana | Fashion terrorist | I don't think I have a good sense of fashion, so, I'm fine with that. Sebenarnya aku juga pengen gitu berpenampilan bagus...tapi ketanggor fisik. I'm like super skinny and not having fair skin tone #insecurities So I just go with anything that I have and be okay #acceptance #selflove. Baik, gaya berbicaraku bisa ditambah satu highlight, L A M I S :) Kalau mau lihat-lihat biasanya aku seperti apa berbusana, bisa cek instagram, kalau tanpa busana, bisa DM ;)
...
...
πŸ‘okay! I gotta mention that I love formal attires and traditional costumes so, so much! I feel good in them. I'm not sure whether it's the confident boost as well as fanciness or the feeling that I am an entirely different person. Maybe the first one. That is why I am so into occasions like Hari Kartini, Hari Batik, pementasan, prom, etc. Aside from ribet-ribetnya, I would find myself wearing them until the last minute possible. Not high-key hardcore down and all out sih, ya biasa-biasa aja. Here, lemme show you yang udah ada di medsos.
    Gaya berjalan | kalau jalan tuh lengannya digerakin... | this was a remark from high school dari salah satu temanku. He said so because I only swayed my right arm when walking, my left was like...asleep :)) But I walk ordinarily like everybody else, kebetulan pas itu lagi anomali aja.
    Gaya bermain game | cepet banget | I get absorbed rather easily into game, might be considered dangerous. Yang main duluan/ngajak main siapa, yang tamat duluan siapa. Kalau sudah main, bisa lupa makan lupa mandi lupa kamu. Sekarang aku sedang main Genshin Impact, MMORPG Open World yang bisa co-op mode. Biasanya kalau main game role-play begini, aku lebih suka pakai ranged unit (archer/mage) because they are awesome dengan peran cenderung support. Sepertinya cukup sesuai dengan diriku, tidak suka head-on confrontation as how melee unit will fight.
    Gaya bernyanyi | ... | do I have a style tho? All I remember is "baguuuuuuuuuuus" TIDAK, tidak. Mianhae. Ada yang bilang kalau suaraku beda kalau nyanyi, ada yang bilang kalau suara hidungku kelu....arπŸ˜•(sounds weird, I know right), ada yang bilang kurang penjiwaan. | Beda-beda sih, tapi kalau aku boleh bilang, Faiz tuh sering merasa tidak adil karena kebanyakan penyanyi nadanya tinggi, sedangkan jangkauan suaranya tidak sampai sana, Blour. Sering kecethit. Padahal kalau nadanya diturunin, jadi kurang ngena gitu. Sedih dia tuh, tapi jangan bilang ke dia kalau aku yang memberitahumu akan hal ini ya.
    Oke, begitu dulu ya.
    Ya sudah, karena sempat aku sebutkan, aku tulis saja ya.
    Gaya berpacaran | Romantis | :)))))))))))))))))))) lemme breathe. Is it okay to put that impression from my high school ex tho? Meanwhile, my last ex responding to my,"kpn si aku gak romantis"
kpn y... bntr q cri
I'm πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ˜‚

Thursday, October 8, 2020

Reality Check

Ah, aku sudah lupa mimpi apa semalam. Padahal aku ingin menjadikannya pembuka postingan kali ini.

Menjelang siang tadi aku terbangun dan mendapati gawaiku tanpa energi. Setelah kunyalakan, usap sana usap sini sembari menunggu nyawa siap diajak pergi (kerja). Aku mendapati kabar yang sepertinya gembira untuk orang yang aku ikuti. Aku cukup terkejut, agak tidak percaya, tapi aku senang karena dia masih melanjutkan hidup. Kemudian aku mandi dan bersiap untuk hari ini. Namun, rasanya aneh. Aku merasa sedih. Merasa hidup ini tidak adil. Air terasa dingin dan busa terasa fana. Terdengar seperti aku melebih-lebihkan, ya? Coba yang ini. Tanpa terasa sudut mataku terasa hangat. Setetes air mata turun dari sana, lambat, selambat guliran jariku ketika sedang di dunia maya. Tersendat, terasa berat. Apakah ini air mata yang pekat? Sebelum makna menghampiri benak, segayung air menderu, menghempasnya layaknya realita. Dia tersapu, membisu.

The stress that I felt while telling myself not to be stressed was a total perpetual terror. I thought a single condensed tear was already pathetic, even unrealistic, but a hysterical cry was worse. Eh, but those two expressed rather different feelings, so maybe I shouldn't be comparing them both. Might as well stop comparing myself to others. This time I had caused my coworker a late lunchbreak. Sheesh. Being late because I had to calm myself down never happened before.

I am the one to blame, aren't I? Tapi, kenapa harus aku? What did I do wrong?

Wednesday, September 23, 2020

Aku, Buku, dan Kamu

Rabu, 23 September 2020

        Selamat sore, Blour. Kembali lagi bersama saya dalam tantangan menulis 30 hari yang tersendat-sendat. I am your one and forever author, Faiz Mahfudz, kali ini saya akan menulis tentang my favorite book. To be honest, I don't read a lot of books. Not that I don't want to, but every time I read, I immediately switch to power saving mode, even just a page and I will sleep in no time. Ehm. Aku salut kepada orang-orang yang bisa membaca dengan senangnya, tanpa rasa kantuk dan distraksi lainnya. Sepertinya aku pernah mencuitkan kalimat tadi. Why? Aku juga ingin bisa merasakan kenikmatan dalam literasi.
        Sejauh ini, buku yang selesai aku baca hanya dua...sepertinya...Eragon dan Call Me by Your Name. Aku meminjam novel Eragon dari teman SMAku dan aku selesai membacanya dalam tiga bulan ahahaha. Aku pun tertarik membacanya setelah menonton filmnya di televisi. Like wow, I really hope that there will be sequels like the books, but I dunno, doesn't look like there will be any πŸ˜” Saat membaca, ada kalanya aku mengulang dari awal karena aku lupa cerita sebelumnya. Aku juga membaca sembari membayangkan karakter dan latar yang diceritakan, jadi lebih lama. Bayanganku cukup terbantu dengan visualisasi yang aku peroleh dari film. Kemudian, berbeda dengan Eragon yang bergenre fantasi dan petualangan, CMBYN adalah novel drama romansa. Yup, aku tertarik membaca bukunya karena aku begitu menyukai filmnya. Mulai dari teaser, official trailer, kesedihan saat tidak lulus tayang di Indonesia (we been knew), sampai akhirnya aku bisa menulis review singkat wkkwkw. Tentu saja, seperti saat aku menonton filmnya, I am devastated after reading the book, I mean e-book. Now I have two other books, Xenoglosophilia (it's almost two years since I bought it lol and I haven't finished it) and Filosofi Teras, a  birthday present from my ex which I haven't even started.
        Eh! I forgot. I did read other books! Sewaktu SMA aku ada tugas untuk menulis mmmm ringkasan? atau resensi ya? Sepertinya ringkasan...novel berbahasa Inggris (tugasnya Ms. Tri itu guys). I picked By the Shores of Silver Lake, pinjam di Perpustakaan Jefferson a.k.a Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. DIY bersama mantan (yang lain). Saat itu masih masa-masa pendekatan malah wkwkkw. Anyway, novel itu menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga yang pindah saat sang ayah mendapatkan pekerjaan. Kata guruku sih ceritanya agak membosankan karena (memang) konfliknya sedikit, saat aku membacanya juga disertai rasa kantuk. It was not really a good choice for that assignment, karena aku jadi harus memutar otak cukup jauh agar bisa memenuhi format tugasnya. Ah, seandainya aku sedang ada di rumah, ingin kufoto dan kuunggah di sini tugasnya.
        Buku satu lagi adalah novel remaja(?) atau kumpulan cerita ya? Lupus. Aku lupa judul lengkapnya, tapi aku meminjamnya dari perpustakaan sekolah saat aku masih duduk di bangku SMP, sepertinya bergenre komedi. Aku hanya ingat aku sering menahan tawa saat perjalanan pulang (naik bus). Novel itu menemaniku untuk beberapa hari antara Jogja dan Seyegan (ciaaaa). Dalam buku itu banyak sekali lelucon garing yang kuanggap sangat lucu kala itu (now I know where my cheesy sense of humor came from).
        Oke, sepertinya itu dulu cerita antara aku dan buku. Favoritku? Seperti halnya para mantan, masing-masing buku memberikan kesan tersendiri padaku. Kalau misal aku masih sayang, ngapain udahan? #lamismodeon #fucekboy #soklaku TIDAAAK TIDAK, bercanda sayang~~~ πŸ™ˆ Biar adil aku bikin honorable mention saja:
Another fantasy-adventure novel. Sepertinya kepunyaan ibuku.
Novel pertama yang kubaca dalam bahasa Inggris.


Genre teenlit(?). Punya kakak perempuanku.
Novel pertama yang kubaca dalam bahasa Indonesia.


Sunday, September 6, 2020

Status Quo

Minggu, 6 September 2020

        Hi, Blour! Today's topic is Single and Happy. Why would they be capitalized? Apakah mereka nama seseorang atau sesuatu? I can imagine someone named Happy, I have a friend with that name too, but who would name their child as Single? Haha. Okay, lemme start. First of all, I am not single. Second of all I am not happy. Aw, don't be sad. Tadi pagi saat aku mandi dan memikirkan kembali kalimat apa yang akan kugunakan untuk mengawali tulisan ini kemudian mendapatkan kalimat tersebut, I almost applied bodywash to my face, so, who am I kidding? I'm still single...but, happy? I'll tell you my story soon. Sebelum mulai, sepertinya ada lagu yang cocok untuk menemani Single Happy by Oppie Andaresta. Lagu zaman aku SMA, eh... *ngecek* rilis 2015??? Masa aku kuliah dong...perasaan aku tahu lagu ini dari radio dan waktu aku kuliah sudah jarang mendengarkan radio. Paling sering saat SMP dan SMA... *another memory fail*
        Anjirlah, kudengerin lagunya berkali-kali malah kalut -_- woy ah! Masih sore iniiiii πŸ˜–
        Ehm. Baik. Menurutku, single atau memiliki pasangan adalah sebuah pilihan. Yang merasakan juga aku sendiri. Tidak perlu lah untuk menuruti keinginan dan tekanan masyarakat, apalagi mengikuti trend bahwa harus memiliki pasangan emang ada trend kayak gitu? Milikilah pasangan saat sudah siap, pikirku. Karena sebuah hubungan pasti melibatkan orang lain, melibatkan perasaan juga kondisi mental mereka. I don't want to cause them heartache, because I don't like that feeling either (tapi kadang aku mengingat-ingat kenangan yang menyakitkan, just to feel that particular pain inside my chest sih) ....apakah aku seorang masokis.... Anyway, aku menulis begini bukan berarti aku tidak merasakan kesepian, some nights I do feel lonely, even on daylights, some days. Terkadang aku menginginkan apa yang dimiliki orang lain dalam konteks "punya pasangan". Because they seem to be happy. Memiliki seseorang yang peduli terhadap mereka, menghabiskan menggunakan waktu bersama, bercerita satu sama lain. Well, I do have friends and best friends to do that with, tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, mereka memiliki kehidupan masing-masing. It wasn't a commitment. And I'm telling you, Blour, commitment scares me. I am horrified. Eh, bukan-bukan. Bukan berarti komitmen itu memiliki seseorang sepenuhnya, they can still live their lives, I don't own them in a literal way of speaking. Gimana ya? Aduh aku bingung. Kalau berteman kan semacam free spirit gitu, sedang ingin bercerita ke siapa ya terserah. Kalau sudah berkomitmen itu semacam ada sense of attachment(?) yang dirasakan satu sama lain...they rely on you and vice versa...AH pusing awak πŸ˜“ So, yeah, I choose to be single and I'm cool with that, but that doesn't mean I am 100% happy. Lebih karena pikiranku tentang bagaimana aku bisa menyakiti mereka, mengecewakan mereka yang membuatku berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk berganti status. Plus, I don't know what I want and what will be my path in the future. I don't want to waste their time. Jadi ya, menurutku ini lebih baik.
         Tadi kan aku sempat menyebut lonely, ya, Blour. Ngomong-omong soal kesepian, I enjoy being alone, tapi merasa kesepian? Shit, I don't like that. Kesepian itu berbahaya. Bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran negatif dan jika berkolaborasi dengan rasa bosan, hmmm, segera cari pengalih pikiran. Menurutku sih begitu. They are enough to make you forget about your common sense and principles. I did some stupid and regretful actions because of them. I was careless and do I want to turn back the time? You have no idea. Jadi, untuk orang-orang di luar sana yang bisa bertahan dan terus melawan, bravo! You are doing great and please keep doing that! I am proud of you. Manfaatkan hal-hal yang bisa kamu gunakan. Karena tidak ada yang salah untuk mencintai diri sendiri (asalkan tidak merugikan orang lain). Mungkin orang lain akan melihat dengan tatapan aneh terhadap kesukaanmu untuk berkreasi, bermain game, fanboying/fangirling, mengoleksi figurines, dan lain sebagainya, but as long as they keep you sane kenapa harus terganggu dengan kata mereka?
        Here is another song which hit me home and a picture I bookmarked from Twitter as a reminder. See you on the next writing, Blour πŸ™‹
it says,"via Peteski", but I do not know who that person is

Friday, September 4, 2020

Gagal Fokus

Jumat, 4 September 2020

        Selamat malam, Blour, kembali lagi dengan penulisan di malam hari ahahaha. Sepetinya memang susah untukku menulis di sore hari. Padahal tadi sudah selesai kerja jam empat sore, tapi karena sudah lama tidak main Tom and Jerry, aku buka deh, main sebentar. Memang tidak berfaedah hidupku ini πŸ˜“  tapi tidak apa-apa, for my amusement *excuse*
        Anyway, topik kali ini adalah tempat-tempat yang ingin ku.....em.....kunjungi(?). Sebenarnya banyak sih, Blour yang ada di wishlistku dan kebanyakan negara lain. Kenapa? Aku belum cerita ke kamu sih, cuma aku sudah banyak sambat di Twitter tentang pergi dari sini. Tidak hanya berkunjung, mungkin malah menetap ahaha. Baik, langsung saja, pertama adalah negara...EH! Bukan bukan bukan, apakah kamu ingat? Aku pernah menulis tentang tempat yang muncul di mimpiku dan membuatku ingin pergi ke sana which is Puncak Suroloyo. Astaga, cuma di situ doang, tapi sampai sekarang belum jadi ke sana. Bahkan mungkin sewaktu aku kuliah aku sempat lupa ingin ke sana. Tidak usah aku tulis lagi ya berarti, alasan kenapa aku ingin ke sana pun sebatas feeling yang kudapat dari mimpi itu.
        Tempat selanjutnya adalah Irlandia. I want to go there from the influence of a movie, Leap Year (2010) on which I watched two of my favorite celebrities, Amy Adams and Matthew Goode. I really enjoy comedy drama romance genre and this movie is certainly a delight. There seems to be a lot of beautiful landscapes there, even though I am not sure was it CGI or not, tapi kalau aku cari-cari di internet, sepertinya nyata, kecuali beberapa adegan. Ah, setelah ini aku akan menonton lagi. The soundtracks are good too! Eh kenapa malah jadi bahas film... I wanted to enjoy the park they walked around, karena di Jogja hampir tidak ada taman (kota), Blour, untuk sekadar berjalan-jalan, duduk, dan mengobrol. Kalau pun ada....panas. Selain pemandangan, aku suka logat Irish, so fun on my ears as well as British and Scottish.
        Masih ada lagi sebenarnya, tapi aku sudah tidak fokus untuk menulis, Blour ahaha. Ada Jepang, New Zealand, Singapura, dan masih banyak lagi. Tulisan kali ini cukup singkat dan tidak ada foto, maaf ya u,u semoga suatu hari nanti ketika aku sudah mengunjungi salah satu tempat-tempat itu, aku bisa bercerita di sini 😊
        Btw Blour, dapat salam, dari penulisnya Nook.

Wednesday, September 2, 2020

Little Happiness

Rabu, 2 September 2020

        Selamat malam, Blour! Untung aku masih ingat kalau punya keharusan untuk menulis di sini :)) By the way, setelah aku baca-baca ulang, tulisanku di postingan-postingan lima tahun yang lalu bahasanya lebih tertata. Tidak banyak pengulangan kata seperti “kan, nggak, gitu, sih” dan entahlah, rasanya lebih enak dibaca πŸ˜“ Sebenarnya aku ingin menulis dengan kata-kata yang cukup baku agar pembaca yang menggunakan alih bahasa bisa memahami juga (this was my wish back then). Sekarang aku campur-campur, mirip dengan cara bicaraku sehari-hari, tetapi juga ada unsur kebakuannya (halah).
        Topik kali ini adalah, hal-hal yang membuatku senang, membuat hidupku allokdallok dan seperti orang alkongdalkong wkwkkwkw apasih. I am a simple guy, there are too many things that make me happy. Apalagi kalau suasana hatiku sedang bagus, semuanya terasa menyenangkan. Hal yang sedikit lucu bisa menjadi sangat lucu, bahkan aku bisa menjadi tidak serius dalam menanggapi sesuatu. Agak ekstrem ya, hm. Agar tidak terlalu abstrak, aku tulis yang membuatku senang hari ini.
        Today I woke up feeling fine, why? Because recently I have super weird dreams and that sucks. Aku juga bangun tanpa bantuan alarm pagi ini. Entah kenapa ya, Blour, kalau bangun sendiri itu rasanya lebih berenergi dan puas. Seolah ada suntikan semangat untuk menghadapi hari itu (kecuali mood swing datang menyerang wkwkwk). My paperwork was done smoothly too! Tidak ada yang mengganggu seperti kebelet pipis saat sedang semangat-semangatnya, internet tidak ngadat, dan sudah sarapan! Jarang-jarang nih sarapan cukup fancy wkwkwk. Apa mungkin gara-gara di postingan sebelumnya aku menulis makanan gratis ya? Thanks to my friend yang nun jauh di sana, di pulau tempat saya KKN, memesankan REUSABLE CUP yeeeyy! Semalam saat aku melihat promo di salah satu restoran cepat saji itu, memang berencana ingin membeli hari ini juga sebelum kehabisan persediaan. Eh, kebetulan sekali pucuk dicinta mekdi ulam tiba. Terima kasih banyak~ semoga berkah uwu uwu.

sarapan fancy-ku~ ayamnya lembut dan kenyal, Blour! es krimnya enak banget, nggak ngerti lagi! varian rasa teh botol kue jadul (jahe sepertinya)

        Recently, I have another source of happiness, Blour. Guess what? Yeeeeeaaah, K-Pop imnida. Kalau dari segi artistik mah memang sudah cukup lama aku suka, ini lebih ke sisi menumbuhkan bias (?)haha. Banyak sekali video kompilasi meme dan episode para idol di variety show yang aku tonton, mostly top three girl groups: Blackpink, Red Velvet, and Twice kalau kalian ada rekomendasi video, please tell me! gomawo~ So many talents, lively personalities, and hardwork behind their success. Membuatku cukup merasa ingin bertahan lebih lama, agar bisa mengapresiasi karya-karya mereka. This one also for those artists that I love, thank you and please be well πŸ’—πŸ’—πŸ’—
        There are a lot more to write, tapi menurutku akan masuk di tulisan-tulisan selanjutnya, so, segini dulu saja. Bisa menyelesaikan tulisan ini pun juga membuatku senang. As I am a dedicated procrastinator, satu hal meleset dari rencanaku, wah, kelanjutan dari rencana yang lain bisa ikut tertunda πŸ˜ͺπŸ˜ͺπŸ˜ͺ
        

Tuesday, September 1, 2020

Don’t Unfriend Me, Please

Selasa, 1 September 2020

        Hello, Blour :)) I can not believe I am starting to write here again. It has been almost five years since the last time I wrote here, ya, haha. Kalau di jurnal pribadi sih masih, kadang wkwk. Jadi, apa alasanku menulis lagi? Yaaa tempo hari sempat melihat ada teman di Twitter yang mengunggah tantangan menulis selama 30 hari dan kupikir cukup menarik untuk dilakukan. This is also a way to keep my mind occupied from the chaos happening inside and outside myself.

the list I am talking about. posted by nae chingu

        *going back from taking online personality test* Hai! Aku bingung nulisnya kekmana..... Apakah aku harus membuka kartuku? Rasanya aku ingin menulis sesuatu yang menarik gitu lho untuk dibaca, setidaknya untukku sendiri. Now I think that this challenge is a mistake for meeeeeeeeeee aaaaaaaaa 😭😭😭 mana aku sudah bilang di medsos kan, gengsi dong kalau mundur. Ya sudah, mending trabas aja kaaaaaaaaan, lanjut terus, masih ada yang namanya klarifikasi :))) Jadi, nganu, aku tadi berpikir apakah aku harus membahas hasil dari berbagai tes kepribadianku? The Big Five-lah, MBTI, zodiac sign, golongan darah, atau primbon sekalian? Ribet sih, Iz -_-
        Okay. Baik. Now, how do I describe my personality? 1. Ambivert; 2. Sensitive af; 3. Overthinking is my middle name; and 4. Mood swings. Eh, kenapa terkesan negatif semua gitu ya? wkwkwk. Mungkin sebenarnya bisa dirangkum menjadi satu kata ya? Unstable, tapi tapi tapi tapi I do not want to call myself that. I have to keep myself calm, for my own sake, cuma ya jangan terlalu banyak, nanti mabuk hahaha garing masuk kepribadian nggak sih?
        Ambivert, sudah mulai terdengar lah ya kata yang satu ini. Ada di antara extrovert dan introvert. Beberapa kali ambil tes kepribadian sih hasilnya ini. Kalau nggak ya, extrovert, tapi 50 sekian persen padahal kan aku pendiam :) Kadang bingung sendiri, misalkan lagi mau ada acara kumpul-kumpul, reunian atau semacamnya, eh lagi dalam kondisi introvert. Rasanya jadi nggak enak sama yang lain. Pada haha hihi asik seru, kemudian ada aku yang diem aja atau pelit ekspresi gitu kan atmosfernya jadi agak gimanaaaa. Tapi menurutku jadi ambivert seru juga, kalau lagi dibutuhin buat gapyak bisa, kalau suruh kalem-kalem pencitraan gitu memang sudah jagonya juga bisa. Tetep ada batasnya sih, Blour, kalau kelamaan extrovert ya energinya bakal habis, kelamaan introvert buat pindah ke extrovert jadi agak lama transisinya.
        Sensitif banget aku nih orangnya, Blour. Percaya nggak? Sensitif dan peka itu sama kan, ya? Sampai-sampai karena aku ngerasa terlalu sensitif, nggak jarang aku tahan. For me, being sensitive has its own perks, tapi juga melelahkan. Apalagi kalau sudah berkolaborasi dengan yang nomor tiga. Say goodbye to my extroversion. Bahkan aku yang biasanya doyan makan apalagi gratis bakal nggak tertarik. It is indeed unpleasant. Ekspresi muka, intonasi suara, bahkan gesture saat bicara bisa membuatku berpikir maksudnya apa. Padahal nggak jarang, nggak ada artinya bagi ybs...terutama kalau belum kenal. Sensitif ini juga membuatku cukup berpegang pada feeling. Bisa loh, Blour, aku nggak suka sama seseorang gara-gara feeling. Padahal belum kenal. Liat sekilas gitu dan,"aku nggak suka" 😐 sorry not sorry haha. So, what are the perks? Menurutku sih, sensitif ini membuatku bisa lebih bersimpati dan berempati, lebih bisa mendengar meskipun aku juga suka didengarkan, lebih mudah introspeksi diri, punya self awareness kelewat tinggi kadang jadi nggak pede juga, tapi ini bukan keuntungan. Dari semua itu, aku jadi nggak langsung memutuskan sesuatu, aku mencoba melihat sesuatu dari sudut berbagai sudut pandang. I think I am not bad as a tempat curhat, tapi siap-siap aja, kadang kata-kataku cukup menusuk dan terkesan tidak memihak mereka, Blour, cuma ya menurutku itu wujud tough love aja, biar mereka nggak terus-terusan begitu. Toh, keputusan juga ada di mereka lagi. I am just trying to be objective *pembelaan*.
        Udah jam 11, Blour, kalau lewat jam 12 gagal dong nanti ini challenge-nya... Lanjut sebisaku aja ya. Aku tadi siang nonton video gitu kan, ada penjelasan introvert itu ada empat macam, disingkat STAR: social, thinker, anxious, dan restrained. Masing-masing orang akan berbeda dan bukan tidak mungkin untuk memiliki lebih dari satu macam, bahkan keempat-empatnya. Aku belum cari-cari sih apakah extrovert juga ada macamnya atau tidak. Anyway, trait-ku yang ketiga ini sepertinya ada hubungannya dengan tipe kedua, thinker, cuma agak berlebih gitu wkwkwkw. Tahu sendiri kan, yang berlebihan itu tidak baik. Setelah aku pikir-pikir juga malah ada hubungannya dengan anxious, tapi nggak sampai jadi insomnia gitu. Cuma ya tetep sih, bikin gampang stres, nggak ice cream ice cream chillin' STREAM BLACKPINK GUYSSSS~~~~ xD Eh....bisa empat-empatnya juga....tergantung sikon, auk ah.
        Udah lah ya, terakhir ya (nggak ada yang nuntut juga kali, Iz), mood swing. Paling sering membuatku lelah. Lagi happy happy gitu ngerjain sesuatu kemudian ada suatu hal yang nggak sesuai dengan keinginan, biasanya sih disebabkan oleh orang lain yang tidak memikirkan orang lain atau semena-mena gitu lah atau ya pikiranku sendiri yang kejauhan wkwk kemudian I am no longer happy. Ditekuklah ini muka, Blour. Beberapa temanku ada yang bisa tahu kalau aku lagi bad mood and they prefer to leave me alone. Makasih ya guys, kalian mengertiku awowkowkowk saranghae 🀟
        Sebenarnya masih banyak sih sifat-sifat lain yang menyusun kepribadianku, tapi ya, nggak usah dibahas di sini semua. Nanti ketahuan busuk-busuknya aku nggak menarik lagi atau malah pada nggak mau temenan lagi sama aku πŸ˜”πŸ˜”πŸ˜” Semoga tidak ya, mereka salah satu alasan aku bisa sampai sini
And that is all for my first day, Blour. xoxo

Wednesday, December 24, 2014

Eksistensi, Frekuensi, Kontradiksi

Rabu, 24 Desember 2014


hai Blour, beberapa orang mungkin menghabiskan malam pada tanggal ini dengan berkumpul bersama keluarga mereka, di rumah, atau di tempat lain. Tidak begitu berbeda denganku, aku berada di tempat lain, dan bersama keluarga...yang lain.

Singkat cerita, mengenai suatu tempat di Jogja, tempat nongkrong atau meet up dengan siapapun itu yang pertama kali aku tahu eksistensinya ketika aku masih usia 15 tahun, kurang lebih. Tempat yang biasa saja menurutku, standar, tetapi tetap teguh berdiri di tengah keramaian kota, dengan beberapa pengunjung yang datang dan pergi. Tidak sepi, tidak begitu ramai, lebih ramai lingkungan di sekitarnya.

Dahulu, pertama kali aku ke sini, aku sempat berpikir bahwa tempat ini mungkin tidak akan bertahan cukup lama, tetapi siapa sangka, sekarang berkembang sangat jauh dari pertama kali aku ke sini. Mungkin ini kedua atau ketiga kalinya aku mengunjungi tempat ini. Cukup nyaman kok, meskipun cukup bising seperti yang telah aku sebutkan. Ditemani segelas eskrim yang setengah penuh dan tiga roll sushi yang belum termakan, juga lagu yang diputar tidak sesuai dengan genre-nya, tidak masalah.

Aku berpikir, apakah orang-orang di sekitarku sekarang sering datang ke tempat ini? Apakah mereka pelanggan tetap yang selalu menyempatkan diri untuk datang ke tempat ini? Mungkin tidak, siapa yang bisa melakukan hal seperti itu? Once in a while, ketika pergi ke suatu tempat, sepertinya akan lebih menyenangkan ketika mendapatkan suasana baru. Bukan begitu? OH? Bukan ya? Tapi seperti itu yang aku pikirkan, Blour.

Aku tidak habis pikir dengan orang-orang yang selalu pergi ke tempat yang sama, bahkan terhadap Ted Mosby and the Gang. Frekuensi yang terlalu sering, atau itu saja yang aku lihat atau yang diceritakan? Mungkin aku akan merasa aneh ketika selalu datang ke tempat ini lagi dan lagi, bosan. Itulah mengapa aku butuh interval...atau mungkin tidak. Interval mungkin tidak se-membantu itu. Ada faktor lain, bukan, bukan tempat lain yang menjadi faktor lain, tetapi aku sendirilah yang menjadi faktor itu. Ketika aku sudah merasa berbeda dengan tempat ini, rasanya akan tetap berbeda, berapa lama aku mengubah interval untuk ke sini, merubah frekuensi, atau merubah destinasi.

Kontradiktif, memang.

Saturday, June 14, 2014

Brace Your Soul(s)!

Sabtu, 14 Juni 2014


Selamat menjelang siang, Blour! Salam semangat dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang sedang menguatkan jiwa untuk menghadapi minggu-minggu penuh ujian. For your information, kami belum menempuh minggu tenang kami, akan tetapi mulai hari Senin, deretan ujian telah menunggu, responsi tepatnya.

Seringkali aku mendapatkan pertanyaan yang intinya,"Responsi itu apa?" Jadi, Blour, responsi itu adalah ujian praktikum. Kalau fakultas yang tidak ada praktikum, mungkin namanya ujian praktik. Semacam menguji apakah ketika kami praktikum itu memperhatikan atau tidak. Kemarin ini juga baru saja dilaksanakan Responsi Fisiologi Veteriner I yang mungkin akan dianggap kurang berhasil oleh asisten karena salah satu mahasiswanya ada yang menulis 20 menit itu 1/5 jam *ehem* #topikkemarin

Anywaaaaaaaaaaay, hari ini rencananya mau mencicil belajar untuk ujian-ujian itu, dan pada kenyataannya berakhir dengan aku menulis di kamu, Blour, tanpa pencapaian apapun kecuali postingan ini dan kemajuan di permainan Facebook, iya, Dragon City *sebut merk*. Bahkan baju kotorku pun masih terbengkalai ha ha ha.

Oh iya, Blour, nanti rekan-rekan dari UKM Swagayugama juga akan mengiringi Pentas Perpisahan SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Taman Siswa yang berkolaborasi dengan siswa SD dan SMP yang ada di sekolah tersebut, bertemakan Dolanan Anak, dan bertempat di Pendhapa Taman Siswa pukul 7 malam (semoga tidak ada yang salah penyebutan) Kebetulan saya akan ikut main~ dan anggap saja ini juga pentas. So, this would be my third performance as a pengrawit. If you want to come and watch, please do :) Kalau tidak salah, acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Yeay~ Malah semacam promosi kan... :|

So.. there're a lot to be done. Pelajaran pada hari ini sih, kalau sudah (ter)bangun di pagi hari, segerakan beraktivitas, bukan malah tidur lagi dan bangun lagi untuk kedua dan ketiga kalinya. Biar waktunya tidak terbuang percuma hahaha haha haha ha. That's all, Blour. Ttyl dan semangat~! xx

Wednesday, June 11, 2014

Sorry

Tuesday, 11 June 2014



I'm sorry, for being a weakling.
I'm sorry, for being a worry in your mind.

I'm sorry, for being your loved one.

You saw me with those eyes of both caring and upset, but you still did favors for me, as what you might be afraid of was losing me or seeing me in trouble... or you just simply wanted me to shut up and bother you no more. I acted strong, but strong doesn't always suit me. So I acted calm, but it overwhelms you. So I stopped, because me too, I do too, care to you.

Sunday, February 16, 2014

Real World, not Photoshopped

Sunday, February 16th 2014


Good evening, Blour! How's life? So what happened in Indonesia lately, there had been disasters happening. One of them was the eruption of Mt. Kelud in East Java on Thursday night, February 13th 2014. You can tune in to the media to know the updates, because I'm not gonna describe any further. The impacts had been spreading far, especially the ash rain which had gone west. As much as I know, it had travelled reaching West Java.

What I would like to write on you is this...
this is the trace from the mat I took while I was sweeping the ash away
then an idea popped up in my head saying,"would it be very nice if this life had the eyedropper tool, just like in the photoshop? I could just clean everything in an instant!" But no, the fact is not that simply convenient. Life ought us to spend our soul to get what we desire, or what we deserve. That, which I think could be applied to everything in this life might not be a mere thought.

Speaking of which, what I got until today could be just the fate which God had written to me, then again it could be because I was able to use what had been given to me. Who knows? But anyway, whichever is the most suitable, it will still depend on what I do for my life. There are thousands even millions choices for me to choose*, so what am I waiting for? If I want to be prominent or at least be recognized, I will just be myself. Be original. I won't just sit there sulking and holding grudges, DUH! I'm not going to get easily influenced by the things around, I've got principle. It might be so easy for me to say and it might not be precisely how I live my life who am I kidding here? hypocrite does exist! but it's my life. That makes it worth an infinite shot, am I right? :)

In the end, you might just want to mock me for what I wrote, but oh what can I do? At last, I'm trying to prepare myself for what I deserve. I'm gonna be real, be original, not photoshopped. That's all, Blour. Ttyl xoxo


*terms and conditions may apply

Monday, July 15, 2013

Motivasi Abstrak

Senin, 15 Juli 2013


ini pengalamanku dan belum lama bahkan sekarang aku masih berada di dalamnya. berada di antara generasi yang berbeda denganku kini memberi dampak yang berbeda. aku tidak lagi hanya diam dan mengurung diri dalam ruang introver(t)si. kini aku mulai mencoba untuk berperan, untuk bergabung dalam apa itu kehidupan. hanya saja, bukan ini yang ingin aku tuangkan.

akhir-akhir ini pikiranku begitu melayang menuju ketika aku dewasa kelak, atau mungkin terlalu dewasa. itu hanya kesimpulan kecilku saja. sebenarnya pikiran yang muncul itu dipicu oleh beberapa hal saja. kemarin aku melihat seorang kakek yang mengenakan peci yang salah satu sisinya tidak sengaja terlipat. entah kenapa, bayangan ketika aku tua itu muncul. bayangan ketika aku akan berangkat ke masjid dan peciku mengalami hal yang sama dengan kepunyaan beliau...di sana ada istriku yang akan membenarkan peciku. aku malu menuliskan ini, terdengar tidak sesuai dengan usiaku.. haha

tidak hanya itu. beberapa malam yang lalu aku menonton film Song for Marion yang menceritakan kehidupan di masa tua. dan bayangan itu muncul lagi, mengenai apa yang akan terjadi kelak diusiaku yang ditentukan. membuatku berpikir apa yang akan aku lakukan di kala itu...atau apa yang aku lakukan sebelum itu. mengenai...mungkin semuanya.

memang sebelumnya aku pernah berpikir mengenai kehidupanku di masa tua, kehidupanku menjadi orang tua...hanya saja bukan di bagian ini. ah, mungkin ini pengaruh hal itu. pengaruh kehadiran seseorang yang entah bagaimana bisa mengalihkan duniaku. padahal beberapa waktu lalu aku tidak begitu yakin ada yang dapat mengalihkan pikiranku dari apa-apa saja yang sering muncul dalam benakku. kini hampir setiap waktu dia muncul di kepalaku. aku harus menguranginya, ini tidak sehat, haha. sebut aku sinting atau apapun sesukamu, Blour, tapi ini yang aku alami dan aku rasa aku tidak sendirian.

sepertinya bukan sebuah kesalahan jika aku memikirkan masa tuaku yang juga masa depanku di usiaku yang sekarang. setidaknya aku memiliki gambaran untuk aku bingkai. sebuah abstraksi untuk motivasi. disamping hal-hal yang esensiil, kini persiapanlah yang berarti. karena seseorang akan dipersatukan dengan orang yang "sepadan", bukankah itu dapat diartikan sebagai berdiskusi dengan dirimu sendiri?