Sunday, September 6, 2020

Status Quo

Minggu, 6 September 2020

        Hi, Blour! Today's topic is Single and Happy. Why would they be capitalized? Apakah mereka nama seseorang atau sesuatu? I can imagine someone named Happy, I have a friend with that name too, but who would name their child as Single? Haha. Okay, lemme start. First of all, I am not single. Second of all I am not happy. Aw, don't be sad. Tadi pagi saat aku mandi dan memikirkan kembali kalimat apa yang akan kugunakan untuk mengawali tulisan ini kemudian mendapatkan kalimat tersebut, I almost applied bodywash to my face, so, who am I kidding? I'm still single...but, happy? I'll tell you my story soon. Sebelum mulai, sepertinya ada lagu yang cocok untuk menemani Single Happy by Oppie Andaresta. Lagu zaman aku SMA, eh... *ngecek* rilis 2015??? Masa aku kuliah dong...perasaan aku tahu lagu ini dari radio dan waktu aku kuliah sudah jarang mendengarkan radio. Paling sering saat SMP dan SMA... *another memory fail*
        Anjirlah, kudengerin lagunya berkali-kali malah kalut -_- woy ah! Masih sore iniiiii 😖
        Ehm. Baik. Menurutku, single atau memiliki pasangan adalah sebuah pilihan. Yang merasakan juga aku sendiri. Tidak perlu lah untuk menuruti keinginan dan tekanan masyarakat, apalagi mengikuti trend bahwa harus memiliki pasangan emang ada trend kayak gitu? Milikilah pasangan saat sudah siap, pikirku. Karena sebuah hubungan pasti melibatkan orang lain, melibatkan perasaan juga kondisi mental mereka. I don't want to cause them heartache, because I don't like that feeling either (tapi kadang aku mengingat-ingat kenangan yang menyakitkan, just to feel that particular pain inside my chest sih) ....apakah aku seorang masokis.... Anyway, aku menulis begini bukan berarti aku tidak merasakan kesepian, some nights I do feel lonely, even on daylights, some days. Terkadang aku menginginkan apa yang dimiliki orang lain dalam konteks "punya pasangan". Because they seem to be happy. Memiliki seseorang yang peduli terhadap mereka, menghabiskan menggunakan waktu bersama, bercerita satu sama lain. Well, I do have friends and best friends to do that with, tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, mereka memiliki kehidupan masing-masing. It wasn't a commitment. And I'm telling you, Blour, commitment scares me. I am horrified. Eh, bukan-bukan. Bukan berarti komitmen itu memiliki seseorang sepenuhnya, they can still live their lives, I don't own them in a literal way of speaking. Gimana ya? Aduh aku bingung. Kalau berteman kan semacam free spirit gitu, sedang ingin bercerita ke siapa ya terserah. Kalau sudah berkomitmen itu semacam ada sense of attachment(?) yang dirasakan satu sama lain...they rely on you and vice versa...AH pusing awak 😓 So, yeah, I choose to be single and I'm cool with that, but that doesn't mean I am 100% happy. Lebih karena pikiranku tentang bagaimana aku bisa menyakiti mereka, mengecewakan mereka yang membuatku berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk berganti status. Plus, I don't know what I want and what will be my path in the future. I don't want to waste their time. Jadi ya, menurutku ini lebih baik.
         Tadi kan aku sempat menyebut lonely, ya, Blour. Ngomong-omong soal kesepian, I enjoy being alone, tapi merasa kesepian? Shit, I don't like that. Kesepian itu berbahaya. Bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran negatif dan jika berkolaborasi dengan rasa bosan, hmmm, segera cari pengalih pikiran. Menurutku sih begitu. They are enough to make you forget about your common sense and principles. I did some stupid and regretful actions because of them. I was careless and do I want to turn back the time? You have no idea. Jadi, untuk orang-orang di luar sana yang bisa bertahan dan terus melawan, bravo! You are doing great and please keep doing that! I am proud of you. Manfaatkan hal-hal yang bisa kamu gunakan. Karena tidak ada yang salah untuk mencintai diri sendiri (asalkan tidak merugikan orang lain). Mungkin orang lain akan melihat dengan tatapan aneh terhadap kesukaanmu untuk berkreasi, bermain game, fanboying/fangirling, mengoleksi figurines, dan lain sebagainya, but as long as they keep you sane kenapa harus terganggu dengan kata mereka?
        Here is another song which hit me home and a picture I bookmarked from Twitter as a reminder. See you on the next writing, Blour 🙋
it says,"via Peteski", but I do not know who that person is

No comments:

Post a Comment