Tuesday, October 13, 2020

Style, Bukan Penyanyi

Selasa, 13 Oktober 2020

     Halo, Blour! I'm feeling better now, I suppose. Mari kita lanjutkan tantangan menulis yang tak kunjung kuselesaikan ini. Hari ke-14 ya? Describe my style. Gaya berbicara? Gaya bercanda? Gaya berbusana? Gaya berjalan? Gaya berpacaran? Gaya bermain game? Gaya bernyanyi? Banyak sekali ini macamnya. Jadi bagaimana kalau aku tuliskan yang aku sebutkan di atas berdasarkan komentar dari orang-orang di sekitarku saja? Sepertinya lebih representatif.
    Gaya berbicara | Hah? Ngomong apa? Nggak jelas. | I do mumble a lot. Semacam thinking out loud. Sering juga ada gestur dan mata yang kentara. Kemudian I tend to listen, baru menjawab karena kalau barengan ngomongnya aku tahu pasti suaraku kalah keras kayaknya sih #selfjustification.
    Gaya bercanda | ok, I had enough *left the convo* | Lemme put this meme here for this part.
Woody is literally my friends when I think that I am being funny
Sometimes, I cracked them up with some good jokes too tho (even though I might not realize that they are), but I'm pretty sure 'receh' is my middle name. Lemme quote my friend too,"😐 you and your dry jokes". Mungkin antara receh atau sudah bisa membuat jokes bapak-bapak plis aku masih muda tolong Tapi sejauh ini tidak ada yang menjauhiku karena aku receh...or so I thought.
    Gaya berbusana | Fashion terrorist | I don't think I have a good sense of fashion, so, I'm fine with that. Sebenarnya aku juga pengen gitu berpenampilan bagus...tapi ketanggor fisik. I'm like super skinny and not having fair skin tone #insecurities So I just go with anything that I have and be okay #acceptance #selflove. Baik, gaya berbicaraku bisa ditambah satu highlight, L A M I S :) Kalau mau lihat-lihat biasanya aku seperti apa berbusana, bisa cek instagram, kalau tanpa busana, bisa DM ;)
...
...
πŸ‘okay! I gotta mention that I love formal attires and traditional costumes so, so much! I feel good in them. I'm not sure whether it's the confident boost as well as fanciness or the feeling that I am an entirely different person. Maybe the first one. That is why I am so into occasions like Hari Kartini, Hari Batik, pementasan, prom, etc. Aside from ribet-ribetnya, I would find myself wearing them until the last minute possible. Not high-key hardcore down and all out sih, ya biasa-biasa aja. Here, lemme show you yang udah ada di medsos.
    Gaya berjalan | kalau jalan tuh lengannya digerakin... | this was a remark from high school dari salah satu temanku. He said so because I only swayed my right arm when walking, my left was like...asleep :)) But I walk ordinarily like everybody else, kebetulan pas itu lagi anomali aja.
    Gaya bermain game | cepet banget | I get absorbed rather easily into game, might be considered dangerous. Yang main duluan/ngajak main siapa, yang tamat duluan siapa. Kalau sudah main, bisa lupa makan lupa mandi lupa kamu. Sekarang aku sedang main Genshin Impact, MMORPG Open World yang bisa co-op mode. Biasanya kalau main game role-play begini, aku lebih suka pakai ranged unit (archer/mage) because they are awesome dengan peran cenderung support. Sepertinya cukup sesuai dengan diriku, tidak suka head-on confrontation as how melee unit will fight.
    Gaya bernyanyi | ... | do I have a style tho? All I remember is "baguuuuuuuuuuus" TIDAK, tidak. Mianhae. Ada yang bilang kalau suaraku beda kalau nyanyi, ada yang bilang kalau suara hidungku kelu....arπŸ˜•(sounds weird, I know right), ada yang bilang kurang penjiwaan. | Beda-beda sih, tapi kalau aku boleh bilang, Faiz tuh sering merasa tidak adil karena kebanyakan penyanyi nadanya tinggi, sedangkan jangkauan suaranya tidak sampai sana, Blour. Sering kecethit. Padahal kalau nadanya diturunin, jadi kurang ngena gitu. Sedih dia tuh, tapi jangan bilang ke dia kalau aku yang memberitahumu akan hal ini ya.
    Oke, begitu dulu ya.
    Ya sudah, karena sempat aku sebutkan, aku tulis saja ya.
    Gaya berpacaran | Romantis | :)))))))))))))))))))) lemme breathe. Is it okay to put that impression from my high school ex tho? Meanwhile, my last ex responding to my,"kpn si aku gak romantis"
kpn y... bntr q cri
I'm πŸ’€πŸ’€πŸ’€πŸ˜‚

Thursday, October 8, 2020

Reality Check

Ah, aku sudah lupa mimpi apa semalam. Padahal aku ingin menjadikannya pembuka postingan kali ini.

Menjelang siang tadi aku terbangun dan mendapati gawaiku tanpa energi. Setelah kunyalakan, usap sana usap sini sembari menunggu nyawa siap diajak pergi (kerja). Aku mendapati kabar yang sepertinya gembira untuk orang yang aku ikuti. Aku cukup terkejut, agak tidak percaya, tapi aku senang karena dia masih melanjutkan hidup. Kemudian aku mandi dan bersiap untuk hari ini. Namun, rasanya aneh. Aku merasa sedih. Merasa hidup ini tidak adil. Air terasa dingin dan busa terasa fana. Terdengar seperti aku melebih-lebihkan, ya? Coba yang ini. Tanpa terasa sudut mataku terasa hangat. Setetes air mata turun dari sana, lambat, selambat guliran jariku ketika sedang di dunia maya. Tersendat, terasa berat. Apakah ini air mata yang pekat? Sebelum makna menghampiri benak, segayung air menderu, menghempasnya layaknya realita. Dia tersapu, membisu.

The stress that I felt while telling myself not to be stressed was a total perpetual terror. I thought a single condensed tear was already pathetic, even unrealistic, but a hysterical cry was worse. Eh, but those two expressed rather different feelings, so maybe I shouldn't be comparing them both. Might as well stop comparing myself to others. This time I had caused my coworker a late lunchbreak. Sheesh. Being late because I had to calm myself down never happened before.

I am the one to blame, aren't I? Tapi, kenapa harus aku? What did I do wrong?