Kamis, 3 September 2020
Selamat sore, Blour~ tidak biasanya aku menulis di sore hari begini. Biasanya kejar tayang, menulis di malam hari melawan kantuk dan kenyataan bahwa esok harinya aku harus bangun pagi. Sebelum bercerita, aku ingin berbagi gambar makanan. Makan siangku tadi, salad :) Wadidaw sehat sekali bukan? Berhubung hari ini aku bekerja di kantor tengah kota, mumpung lah ya, mumpung ada promo juga (tetap sahabat promo). Saladnya cukup pricey sebenarnya, dari saladbites.id, jadi aku cari-cari dulu ukurannya seberapa. Setelah beberapa pertimbangan, akhirnya aku pesan.
South-iest Western (Chicken) Salad Wrap. Contains mixed green, chicken, tomato, onion, feta, corn, red cabbage, apple, crisp with orange balsamic dressing~ |
It looks enticing, right? (well, for me) dan tidak sedikit! Kenyang :) Rasanya juga enak. Dressing untuk salad ini adalah balsamic orange and it does taste good!!! Aku akan semakin suka kalau agak lebih banyak. Sayurnya banyak.....😒.....haha don't look at me like that 🙈 Daging ayamnya empuk dan juicy, ada rasa manis dan sedikit asam dari jagung juga dressingnya. No regrets! I will definitely reorder and try for other menu 🥗 tidak dalam waktu dekat sih, hahahaha.
Anyway, let's move on to the topic, a memory. Uh....actually, what I wrote earlier is enough, right? Tapi memang awalnya aku pengen menulis sebuah kenangan di masa aku SMA, so, here it is. Wait, lemme put on a song to help me remember. It's raining too, btw.
Jadi, ketika aku SMA, I have a huge huge crush on someone. Like enormous. Sepertinya aku sudah pernah menyebutkan ya, Blour, aku bisa tidak suka dengan seseorang hanya dengan sekali lihat dan itu juga berlaku dengan rasa suka pantes ieu mah gampang pisan buat baper *kemudian mengingat-ingat apakah ini sudah pernah aku tulis* well, screw it. Jadi ya, pertama kali aku melihat dia ketika aku masih kelas X. Anjir lah, Blour, kamu tahu kan bagaimana rasanya melihat orang yang begitu charming? Serasa ada efek slow motion dengan filter dreamy, fokus, satu titik hanya itu titik itu tidak bisa berkata-kata, hanya diam dan memandang diikuti berbagai imajinasi apabila aku dan dia bisa berteman aaaaaaaa monangis yuyurrrr *ehem* baik. Kenapa berteman? Ya, menurutku berteman saja cukup. Untukku membuka obrolan saja rasanya seperti mempersiapkan diri sebelum lomba pidato, bagaimana dengan lebih dari teman? Tidak, itu tidak sehat untuk kejiwaan saya, terima kasih :) I have thrown away the thought, but if it is possible I am so okay and ready, anytime. *here comes inconsistency* Hal yang kuanggap memori hanya beberapa, karena memang kami jarang bertemu atau berada di satu tempat yang sama (selain itu sih, kan tidak tentu apa yang kuanggap spesial ini, spesial untuk dia yato yato yato).
Memori ini terjadi di masjid sekolah. Yep, I know, judge me. Hari itu sudah sore, kebanyakan siswa sudah pulang. Aku? Sebagai siswa wibu yang kebetulan mengetahui username dan password guru untuk akses wi-fi sekolah berdiam di kelas untuk mengunduh anime/manga/film sampai aku lelah bahkan sampai diusir oleh bapak satpam :) Oke baik. Sekolah belum akan ditutup, Blour, masih banyak anak ekstrakulikuler juga yang beraktivitas. Karena aku merasa sudah cukup, aku ke masjid untuk salat, sebelum nantinya pulang. Tap tap tap tap, bukan main taptapheros ya, ini suara berjalan, sampailah aku di masjid. Lihat kanan kiri...kemudian, mataku terpaku pada sepasang sepatu. Sepatu siapa lagi? :)) Anjir lah creepy abis sampai hafal sepatunya yang mana. Welp, aku ada hal lain yang lebih creepy dari itu *breathe* :) Sudah kan, aku wudu, salat dan berharap setelah selesai dia masih ada di serambi...
EH? Masing dong wkwkkw sampai typo, masih maksudku. Doki doki doki doki, aku sapa, hai. Kemudian kami salaman, cukup lama, sambil ngobrol basa-basi juga. WOEEEEEYYYY INGET LU DI MANA HEEE tersulut api neraka itu tangannya Ahahaha ya gimana ya, ketemunya di sana. Kalau tidak aku manfaatkan, kapan lagi? Untung tidak ada suara assholatu khairum minas salaman *inside joke anak smada dengan sedikit perubahan* Yaaaa kurang lebih begitu, Blour. Kami berpisah dan aku berjalan menuju tempat parkir dengan muka bloon, mengulang-ulang apa yang baru saja terjadi di kepalaku. Rasanya tidak ingin kucuci tanganku, ah tapi tidak apa bekas tangannya tercuci, asalkan memoriku tidak hiya hiya hiya. Apa kabar ya dia sekarang? Semoga pandemi ini segera berakhir, I am looking forward to reunian smada.
No comments:
Post a Comment