Thursday, January 24, 2013

6JP 6PO; dream post #2

Rabu, 23 Januari 2013


ketika itu, pandanganku seperti kamera. kamera profesional yang bisa mengambil gambar dengan baik seperti film-film yang cihuy yang aku tau. pandanganku lurus tapi merendah. tampak sebuah rumah beserta halamannya....nampak seperti salah satu kartun yang dibuat oleh anak negeri, tetapi dimiliki oleh negeri lain. hal yang aneh muncul. angka 6 dan dua huruf yang mengikutinya dibelakangnya....mengacak sesuka hati, sampai melambat..... jelas nampak 6JP lalu berubah lagi bagaikan detik waktu di film In Time menjadi 6PO.

pandanganku mengalami transisi, aku sedang tengkurap bersokong siku di atas kasur pir itu. aku menonton kotak kecil televisi jaman dahulu. memang sudah lama kelihatannya, tetapi gambarnya masih jernih. jika aku tidak salah, judulnya sama seperti sebelumnya...6JP 6PO. aku ingat sekali angka dan huruf-huruf tadi muncul lebih dari sekali.

aku baru sadar, film yang aku tonton itu adalah film horror thriller. mengenai psikopat yang sepertinya memiliki kekuatan tersendiri, ia ditakuti. ia membawa sabit besar, seperti sabit grim reaper hanya saja tangkainya tidak bengkok. mata sabitnya berkilau keji saat terkena cahaya. di sisi sabit terdapat garis zig-zag mengikuti alur lengkung mata sabit itu....garis yang memberi gradasi warna hijau pada sabit besarnya itu mengesankan begitu mengerikannya orang itu, setidaknya itu yang aku rasakan ketika menonton film itu. dia pun juga mengenakan jubah hitam namun tidak mengerudungkan tutup kepalanya. yang aku ingat hanyalah rambut putih keabu-abuan yang berbentuk seperti rambut naruto, tetapi agak sedikit lebih acak-acakan.

di film itu diceritakan sebagaimana kejinya orang itu. sayang aku tidak bisa mengingatnya. aku merasa cukup takut untuk melanjutkan film, karena ada suara dari lorong di luar kamar yang aku tempati itu. aku mendengar suara itu dari pintu kamarku yang terbuka. pertamanya aku menghiraukannya saja, aku kembali menonton...aku terkejut. ada dua orang, yang satu laki-laki, yang satunya aku tidak begitu bisa mengetahuinya. mereka berpelukan sambil berlari dan banjir air mata, ketakutan. mereka lari melalui lorong di luar kamar. entah mengapa aku tidak mengerti, aku membiarkannya.

sekilas bayangan terlihat di lantai lorong, semakin besar, semakin besar. akhirnya aku sadar ada yang mendekat. terlihat bayangan itu membentuk sabit besar, persis seperti sabit yang ada di film yang aku tonton. anehnya, aku tidak bergeming, aku diam saja, dan tetap tenang. sampai aku mendapat perasaan bahwa dua orang tadi dalam bahaya. aku merasa mereka akan diapa-apakan oleh pemilik bayangan itu. aku mulai gelisah. aku bingung. hanya pintu itu saja yang aku ketahui untuk bisa keluar dari kamar itu. kegelisahanku memuncak, sampai akhirnya badanku bergerak sendiri. menopang seluruh berat tubuhku pada telapak dan lengan kananku, aku melopat ke kanan seperti melompati pembatas.

aku sudah berada di luar rumah, aku keluar melewati jendela yang tidak aku pikirkan lagi apakah sebenarnya ada jendela di kamar itu yang menghubungkanku ke luar rumah. aku menelusuri jalan yang kanan kirinya telah ada rumah-rumah, tetapi bukan perumahan....lebih seperti wilayah padat penduduk. aku berlari sekuat tenagaku, entah melarikan diri atau mencari bantuan.

pandanganku berubah, aku melihat aku berlari...atau bukan aku. aku melihat seorang kakek keluar dari rumahnya. lalu ada suara-suara,"datanglah ke Mbah (nama) untuk menghentikan (psycho)!" kakek itu memiliki nama, nama jaman dahulu. dan psycho itu juga punya sebutan sendiri. lalu pandanganku kembali ke aku yang berlari. aku melambatkan diri dan berhenti, terengah-engah. keringatku menetes dengan tidak wajar. aku menolehkan kepala dan melihat ke belakang. terlihat kakek itu ada di depan rumahnya, melihatku, dan masuk ke dalam. aku bimbang karena harus kembali ke arah aku tadi melarikan diri. suara itu pun kembali terdengar dan membuatku kembali dan masuk ke rumah kakek itu.

aku memasuki rumahnya yang ternyata cukup luas walaupun terlihat kecil dari luar. temboknya berwarna biru. namun biru itu terlihat tua, mungkin karena tidak adanya cahaya selain cahaya lampu tradisional itu. anehnya temboknya masih terawat dengan baik, tidak ada cacat. aku melalui doorway dan bertemu dengan kakek itu. kakek itu telah membawa semacam gada yang suangat besar. gada itu terbuat dari kayu yang kelihatannya lunak, tetapi luar biasa keras. aku diberitahu jika ingin mengalahkan makhluk tadi, harus menggunakan gada itu.

aku menerima gada yang ternyata begitu ringan di tangan. aku pun bersimulasi dengan pikiranku, kapan dan dibagian apa aku memukul menggunakan gada itu. beberapa simulasi muncul. ada suara orang masuk. melewati doorway dan makhluk itu menyeringai dan membuka tangannya. aku kaget dan seketika semuanya melambat....melambat...melambat....terhenti.

aku membuka mataku, sedikit demi sedikit. aku menggulungkan badanku yang tidak berlindung dibawah selimut. aku masih terbawa ingatan untuk menyelamatkan dua orang tadi, dan mengalahkan makhluk itu. aku kembali ke dalam adengan, semua yang tadi terhenti, mulai bergerak...lambat. tetapi, pikiranku membuyarkan semuanya, pikiran tentang adanya jam ke-0 di sekolah, dan kata-kataku kemarin untuk tidak terlambat.

kini aku benar-benar terbangun, heran sebenarnya, tetapi ada rasa bangga kecil yang muncul. siapa yang mengira aku bisa mengalami clash antara pikiran bawah sadar dengan pikiran sadar? aku pun tidak tahu. yang jelas, sekarang aku mengetahui, bahwa itu bukan pikiran sadarku saja, tetapi juga pikiran yang terekam dalam alam bawah sadar dan muncul untuk melawan mimpi. ini semua pengalaman yang baru: mimpi yang memiliki judul, melawan mimpi, dan terhindar dari tidur kedua karena menghentikan mimpi. karena itu aku bingung harus memberi postingan ini judul yang seperti apa. apakah dream post #2, 6JP 6PO, atau melawan mimpi? kurasa akan aku pasrahkan padamu saja, Blour. dan, oh, untuk PM pagi hari itu, aku bisa mengikutinya walaupun terlambat 11 menit. worth the experience, though!

No comments:

Post a Comment