Saturday, February 16, 2013

sebuah jabat tangan

Sabtu, 16 Februari 2013


hey, Blour. lama tak jumpa. hari ini hari terakhir Latian Ujian Nasional putaran II di sekolah. rasanya lumayan lega, udah mencoba semaksimal mungkin, tinggal nunggu hasil. semoga bisa naik ke depannya. hemmh :) tapi aku nggak lagi mau bahas itu. hari ini, well, kepikiran untuk nulis tentang arti jabat tangan untuk diriku.

awal sekali pengetahuanku tentang jabat tangan itu waktu aku baca apa denger sewaktu pelajaran agama. intinya jabat tangan itu merontokkan dosa dan mempererat tali persaudaraan. itu awal mula banget aku tahu tentang arti jabat tangan. and since the time has flew, aku juga menyadari arti lain dari jabat tangan itu. beberapa juga aku dapat dari membaca buku psikologi. contohnya kalau orang berjabat tangan denganku dan jabatannya kuat, tandanya orang itu tertarik untuk mengenalku. kalau nggak ya berarti nggak tertarik. itu sih yang aku baca. tapi kenyataannya? well, nggak juga. premis umum seperti ini tidaklah berlaku bagi semua orang. dan akan lebih tidak berlaku lagi kepada orang-orang yang sudah mengetahuinya. seperti aku, hingga saat ini.

Blour, entah, tapi semenjak SMA ini aku lebih gemar untuk berjabat tangan dengan orang-orang di sekitarku. nggak, bukan karena hal-hal yang aku sebutkan di atas itu. faktanya aku malah tidak terlalu ingat akan hal-hal itu jika sudah ada di kenyataanya. aku akan lebih memperhatikan orang yang berjabat tangan denganku. biasanya kalau bukan kuat atau lemahnya jabatan tangan, aku memperhatikan pandangannya. kenapa? ya karena pandangan mata itu kadang menyimpan begitu banyak hal. begitu banyak hal. ya katakan saja mata seseorang itu "jendela" dari sebuah brankas.

lalu kontak fisik. jabat tangan termasuk kontak fisik. kalau aku membaca manga dan menyimak anime. untuk beberapa kali aku menemukan bahwa bertengkar fisik itu salah satu cara menyampaikan perasaanmu ke orang lain. dari situ orang lain bisa mengerti hal yang kamu rasakan saat itu. kalau aku analogikan, sepertinya jabat tangan juga bisa seperti itu...hanya saja lebih less violent.

kalau seumpamanya aku jadi Patrick di episode Valentine's Day kartun Spongebob, mungkin aku tidak akan se-ngamuk itu sih, soalnya ya bayangin aja orang sekecil aku ngamuk-ngamuk di pasar malam? hnngh wagu -_- cuma emang nggondoknya bakal tumpuk-tumpuk kalau di kayak gituin :| tapi, afterall, a nice warm handshake is not that bad. not bad at all. cuma harus wise aja timing penggunaannya :))

No comments:

Post a Comment