Senin, 12 Juli 2021
Hello, Blour! Kembali lagi bersama saya dalam serial tulisan "pascavaksinasi" wkwkkw. Serial jare, emang mau seberapa panjang, Iz? Apa kamu lupa #30dayswritingchallenge-mu yang mangkrak itu? wk. Anyway, harusnya hari kedua itu kemarin kan, tapi ya hehe, ya begini, jadi ala-ala aja digabungin dengan hari ketiga. Alhamdulillah sih masih bisa lanjut menulis, jadi bisa dibilang aman (sejauh ini). Aman kok, aku yakin aman.
Langsung saja ya, tanpa banyak basa-basi, biar langsung to-the-point seperti beberapa pembuat konten di Youtube. Lengan kiriku rasanya, hmmmm, mantap sekali. Sabtu dan Minggu malam aku tidak mau berbaring menghadap kiri, rasa sakitnya cukup mengganggu. Melepas baju juga rasanya enggan, berasa habis latihan deltoid 😣😣😣 Aku tidak begitu yakin sih, tapi kalau diraba-raba bekas suntikannya itu agak sedikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit bengkak dan hangat. Reaksi berupa pusing dan mata terasa panas sudah tidak terasa lagi sejak Minggu pagi. Jadi total aku minum parasetamol dua dosis saja di hari Sabtu dengan jarak ±12 jam. Oh iya, sepertinya di tulisan sebelumnya aku tidak menyebutkan ada hidung tersumbat ya? Berhubung sampai hari Minggu kakakku mengalami itu, jadi aku sebut aja ya. Aku juga sempat merasa hidungku tersumbat, tapi hanya di Sabtu pagi saja, Minggu sudah tidak.
Kondisi terkini (hari Senin), pusing❎, mata panas❎, hidung tersumbat❎. Aku tidak mengukur suhu tubuh, Blour, karena tidak punya termometer. Eh ada thermogun ding, tapi aku kurang yakin dengan keakuratannya. Nafsu makan juga sudah baik (sempat berkurang porsinya di hari Sabtu, saat ada gejala pusing). Nyeri di daerah bekas injeksi masih terasa, masih agak sliiiiightly sedikit kemerahan yang efektif dong kalimatnya, tapi sudah tidak begitu mengganggu. Kalau ditekan atau dipakai untuk berbaring juga sudah oke. Kurang lebih begitu sih, sepertinya serial "pascavaksinasi" bisa selesai di sini, ya? wkwkkw. Kalau menunggu sampai rasa nyerinya hilang mungkin akan terlalu lama dan tidak menarik emang tulisan ini menarik? pede kali kau
Oh iya, aku mau berbagi juga nih, Blour. Bukan duit, ya saya juga sedang butuh wkwk. Postingan sebelumnya aku sempat bingung kenapa dosis vaksin kedua dijadwalkannya masih dua setengah bulan. Aku nemu artikelnya dari laman WHO tentang vaksin Astra Zeneca (klik pranala kalau mau informasi lebih lengkap). Jadi disebutkan kalau dosis yang direkomendasikan sebanyak dua dosis (0.5 ml/injeksi) dengan rentang waktu pemberian 8 s.d. 12 minggu. Terjawab sudah kebingungan saya kenapa dosis kedua setelah 10 minggu. Tapi sebenarnya muncul pertanyaan lagi, Blour. Kalau vaksinasi hewan nih, di buku vaksin ditempel label vaksinnya, jadi kita tahu: nama produsen, nama vaksin/dagang, isi (penyakit apa), batch, dan tanggal kadaluwarsa dari vaksin yang diberikan. Kenapa di kartu vaksinasi covid ini tidak ya? Ada nomor batch sih, tapi aku juga penasaran dengan nama vaksinnya. Mungkin untuk meminimalisir kebingungan di masyarakat ya?
Eh, setelah diingat-ingat kalau vaksin multidose yang satu vial bisa untuk lebih dari satu pasien juga tidak ditempel label di buku vaksin. Ada label, tapi terbatas nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Most probably vaksin yang kuterima kemarin juga multidose wkwkwk definisi bingung sendiri, dijawab sendiri.
No comments:
Post a Comment